Jumat, 14 Agustus 2009

PSIKIATRI

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PSIKIATRI

1. Pendekatan Biologis
Menurut model ini, prilaku abnormal timbul karena aneka kondisi organis tak sehat yang merusak fungsi sistem syaraf pusat di otak. Gangguan prilaku di pandang sebagai suatu penyakit yang langsung menyerang otak atau keadaan tdak ideal pada tubuh yang akhirnya juga berakibat mengganggu atau melumpuhkan kerja otak.
Contohnya adalah infeksi sipilis tahap lanjut yang menyerang otak atau keracunan obat dan malnutrisi atau kekurangan gizi yang dapat mempengaruhi secara negatif kerja otak. Untuk mengatasinya, sumber gangguan yang bersifat biologis atau fisik itu perlu diatasi atau dihilangkan dengan obat-obatan. Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan medis.

2. Pendekatan Psikoanalistik
Model ini diturunkan dari teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Menurut Freund, aneka situasi menekan yang mengancam akan menimbulkan kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan ini berfungsi sebagai peringatan bahaya sekaligus merupakan kondisi yang tidak menyenangkan yang perlu diatasi. Jika individu mampu mengatasi sumber tekanan, kecemasan akan hilang.
Sebaliknya jika gagal dan kecemasan terus mengancam mungkin dengan intensitas yang meningkat pula maka individu akan menggunakan salah satu atau beberapa bentuk merkanisme pertahanan diri.

3. Pendekatan Behavioristik
Pada pendekatan ini, penyakit gangguan prilaku adalah proses belajar yang salah. Bentuk kesalahan belajar itu ada dua kemungkinan yaitu:
1. Gagal mempelajari bentuk prilaku atau kekacauan adaptif yang diperlukan dalam hidup. Adanya kegagalan ini bersumber dari tidak adanya kesempatan untuk belajar.
2. Mempelajari tingkah laku yang mal adaptif.

4. Pendekatan Humanistik
Menurut pendekatan humanistik, penyebab gangguan prilaku adalah terhambat atau terdistorikannya perkembangan pribadi dan kecendrungan wajar arah kesehatan fisik dan mental. Hambatan ini bersumber dari faktor:
1. Penggunaan mekanisme pertahanan diri yang berlebihan
2. Kondisi sosial yang tidak menguntungkan
3. Stress yang berlebihan
Menurut pendekatan ini, tujuan psikotrapi adalah menolong individu meninggalkan benteng-benteng pertahanan diri dan belajar mengakui dan menerima pengalaman sejati mereka, belajar mengembangkan bentuk kompetensi yang diperlukan dan menemukan nilai-nilai hidup.

5. Pendekatan Eksistensial
Menurut para eksistensial, manusia modern terjebak dalam situasi hidup tidakmenyenangkan yang merupakan buah pahit dari modernisasi yang berupa melemahnya nilai-nilai tradisional, krisis iman, hilangnya pengakuan atas individu sebagai pribadi akibat berubahnya masyarakat ke arah biokratik.
Situasi ini membuat orang merasa kosong hidupnya, merasa serba cemas, dan akhirnya terperosok kedalam psikopatologi. Maka, menurut model eksistensial, tujuan psikoterapi adalah menolong orang menjernihkan nilai hidupnya dan membuat hidup lebih bermakna.





6. Pendekatan Interpersonal
Menurut model ini, hubungan antar pribadi yang tidak memuaskan merupakan sumber utama penyebab tingkah laku mal adaptif. Setiap orang mengharapkan sesuatu dari hubungan dengan orang lain, sehingga hubungan antar pribadi tersebut pada dasarnya tidak berbeda dengan hubungan jual beli.
Menurut model ini, tujuan psikoterapi adalah menolong orang keluar dari hubungan yang bersifat patogenik atau menimbulkan masalah.

7. Pendekatan Sosiokultur
Sumber penyebab utama prilaku abnormal adalah keadaan obyektif di masyarakat yang bersifat merugikan, seperti kemiskinan, diskriminasi, dan prasangka ras.





Sumber
Supraktiknya, MENGENAL PRILAKU ABNORMAL, Kanisus: Yogyakara, 2002.










STRESS
1. Pengertian Stress
Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan.
2. Tanda-tanda Stress
• Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega.
• Bertindak secara agresif dan defensif
• Merasa selalu lelah.
• Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa.
• Palpitasi atau jantung berdebar-debar.
• Otot-otot tegang.
• Sakit kepala, perut dan diare.
Komplikasi
• Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
• Sakit mental, hysteria.
• Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.
• Tidak bisa tidur (insomnia).
• Migren/kepala pusing.
• Sakit maag.
• Serangan asma yang tambah berat.
• Ruam kulit.
3. Penyebab Stress
• Kejadian hidup sehari-hari baik gembira dan sedih seperti:
- Menikah/mempunyai anak.
- Mulai tempat kerja baru/pindah rumah/emigrasi.
- Kehilangan orang yang dicintai baik karena meninggal atau cerai.
- Masalah hubungan pribadi.
• Pelajaran sekolah maupun pekerjaan yang membutuhkan jadwal waktu yang ketat, dan atau bekerja dengan atasan yang keras dan kurang pengertian.
• Tidak sehat.
• Lingkungan seperti terlalu ramai, terlalu banyak orang atau terlalu panas dalam rumah atau tempat kerja.
• Masalah keuangan seperti hutang dan pengeluaran di luar kemampuan.
• Kurang percaya diri, pemalu
• Terlalu ambisi dan bercita-cita terlalu tinggi.
• Perasaan negatif seperti rasa bersalah dan tidak tahu cara pemecahannya, frustasi.
• Tidak dapat bergaul, kurang dukungan kawan.
• Membuat keputusan masalah yang bisa merubah jalan hidupnya atau dipaksa untuk merubah nilai-nilai/prinsip hidup pribadi. Yang dapat anda lakukan
Bagaimana mencegah stress ?
• Lihat/ukur kemampuan sendiri. Belajar untuk menerima apa adanya dan mencintai diri sendiri.
• Temukan penyebab perasaan negatif dan belajar untuk menanggulanginya. Jangan memperberat masalah dan coba untuk sekali-kali mengalah terhadap orang lain meskipun mungkin anda di pihak yang benar.
• Rencanakan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan anda dalam jangka lama dan beri waktu secukupnya bagi diri anda untuk menyesuaikan dari perubahan satu ke yang lainnya.
• Rencanakan waktu anda dengan baik. Buat daftar yang harus dikerjakan sesuai prioritas.
• Buat keputusan dengan hati-hati. Pertimbangkan dengan masak-masak segi baik atau buruk sebelum memutuskan sesuatu.
• Biarkan orang lain ikut memikirkan masalah anda. Ceritakan kepada pasangan hidup, teman, supervisor atau pemimpin agama. Mereka mungkin bisa membantu meletakkan masalah anda sesuai dengan proporsinya dan menawarkan cara-cara pemecahan yang berguna.
• Bangun suatu sistim pendorong yang baik dengan cara banyak berteman dan mempunyai keluarga yang bahagia. Mereka akan selalu bersama anda dalam setiap kesulitan.Jaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olahraga secara teratur.
• Rencanakan waktu untuk rekreasi.
• Tehnik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa membantu menghilangkan stress.
4. Kasus Stress
Diduga Stress, Seorang Pria Gorok Leher Sendiri
Senin, 30 Oktober 2006 | 17:17 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Diduga stres, seorang laki-laki tak dikenal berusia sekitar 30-40 tahunan nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggorok lehernya sendiri. Mayatnya ditemukan dengan luka di leher bersandar di sebuah pohon, di sebuah tanah kosong taman Summarecon di Jalan Boulevard Ujung Kelurahan Kelapa Gading Utara, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Minggu (29/10) sekitar pukul 13.30 WIB.

Saksi mata kejadian, Hartono, 42 tahun, petugas keamanan di RW 12, mengemukakan lelaki tak dikenal tersebut datang ke taman yang memang pada siang hari selalu terlihat sepi. Kejanggalan terlihat, ungkap dia, ketika dirinya melihat bahwa lelaki tak dikenal tersebut membawa pisau sejenis pisau dapur besar ditangannya. Sesaat diam dan langsung menggorokan pisau tersebut ke lehernya sendiri. ''Lelaki itu sempat berjalan sebentar menuju pohon dan bersandar setelah itu meninggal,'' katanya.

Seorang petugas keamanan Summarecon, Edi Wibowo, yang ditemui wartawan di lapangan, mengemukakan disekitar tubuh korban memang ditemukan pisau dapur. Dia menambahkan dirinya tidak pernah melihat orang tersebut di daerah pemukiman dekat taman itu. ''Sepetinya memang bukan orang sini,'' katanya.

Hal yang sama dikemukakan warga disekitar taman. Tak satu orang warga pun yang mengenalinya. Bahkan, warga mengaku baru melihat wajahnya saat sudah meninggal dunia. ''Saya kira terlihatnya seperti orang stres,'' kata Ilham, seorang petugas kebersihan yang melihat mayat korban.

Sementara itu, seorang petugas Kepolisian Sektor Kelapa Gading mengemukakan kasus ini sedang dalam pengembangan. Identitas korban pun belum diketahui karena belum ada masyarakat yang melapor kehilangan anggota keluarganya.


Sumber
www.google.co.id/stress,24desember2006,14:25on-line
www.google.co.id/jangansepelekanstress,24desember2006,14:30on-line
www.yahoo.co.id/kasusstress,24desember2006,14:31on-line



DEPRESI

1. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu keadaan yang menekan, dan memerlukan perawatan aktif yang dini. Depresi didefenisikan sebagai afek disforia atau kehilangan minat atau kesenangan terhadap semua atau sebagian aktifitas maupun kegiatan yang lazim dilakukan. Depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya.
Ilmuan terkemuka yaitu Philipp L. Rice (1992) menyatakan depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh pross mental (berfikir, berperasaan, dan berprilaku) seseorang.
Depresi tidak selalu mengacu pada kesedihan yang dapat merupakan suatu reaksi alami terhadap peristiwa dalam hidup, atau berkonotasi suatu penyakit terminal atau mengancam nyawa. Kesedihan dapat bersepon dengan pemberian dukungan dan simpati.

2. Faktor Penyebab Depresi
Faktor gangguan depresi merupakan gabungan beberapa faktor, antara lain: faktor bawaan, latar belakang kepribadian, pengaruh stres lingkungan dan konflik individu. Faktor-faktor lain dari depresi adalah:
1. Penyalahan diri
Bila anda terus menerus mengkritik diri, membenci diri, berfikir bahwa anda makluk hidup yang paling buruk, anda pasti menjadi depresif. Tidak soal kesalahan apapun yang anda timpakan pada diri anda, selama anda menganggapnya sebagai kesalahan maka anda akan depresif.
2. Kasihan diri
Cara kedua agar merasa depresif adalah merasa kasihan pada diri sendiri. Menangislah sampai air mata anda kering bila anda diperlakukan tidak adil dan segera anda merasa depresif. Pasang muka panjang hanya untuk mendapatkan rasa simpatik orang lain, maka anda melangkah kaki menuju depresi.
3. Kasihan pihak lain
Seperti juga nada depresif ketika anda menyebabkan kaki anda sendiri patah, anda juga bisa depresif bila orang yang menyebabkan kakinya sendiri patah. Penderitaan diatas dunia tidak pernah berhenti. Maka kesempatan untuk menemukan berjuta jiwa yang merana, kalau kita tidak mau mengatakan satu di setiap keluarga pun tidak penah berakhir. Dan sebenarnya kesulitan serta sakit hati mereka merupakan kenyataan yang kadang menyedihkan.

3. Tanda-tanda Depresi
1. Nafsu makan menurun dan penurunan berat badan
2. Gangguan tidur
3. Lesuh, tak bertenaga, lelah
4. Kehilangan minat terhadap aktifitas-aktifitas yang biasanya merangsang pekerjaan, hobi, aktfitas sosial dan seks
5. Kemampuan berfikir dan berkonsentrasi menurun pikiran lembat atau kacau balau
6. Merasa menyesal atau bersalah pada diri sendiri
7. Berulang kali berfikir tentang kematian atau bunuh diri, termasuk keinginan untuk mati
8. Perasaan tertekan
9. Kelelahan dan kehilangan tenaga hampir tiap hari
10. Rasa takut yang sangat berlebihan terhadap benda-benda tertentu atau terhadap situasi-situasi khusus yang secara normal tidak akan berakibat apa-apa.
Diantara tanda-tanda depresi, ada juga tanda atau gejala-gejala, baik itu gejala fisik maupun gejala psikis. Berikut adalah gejala fisik dari depresi,
1. Gangguan pola tidur
2. Berprilaku Pasif
3. Sulit memfokuskan perhatian dan fikiran
4. Kehilangan sebahagian dari motivasi kerja
5. Memendam perasaan
6. Gangguan pola makan dan berat badan.
Gejala psikis dari depresi,
1. Kehilangan rasa percaya diri
2. Bersikap sensitif
3. Merasa diri tidak berguna/putus asa
4. Merasa bersalah
5. Perasaan terbebani
6. Perasaan sedih/murung berkepanjangan
7. Cendrung berfikir tentang kematian.

4. Khasus-khasus Depresi
Seorang mahasiswa yang bersal dari Amerika, ia mempunyai kisah depresif yang sangat panjang. Saat itu ia masih berumur 20 tahun, ia pernah tinggal di rumah sakit dua atau tiga kali. Semua staf rumah sakit sudah mencoba menyembuhkan depresifnya.
Penyebab depresifnya adalah karena dia menganggap dirinya anak yang tidak berdaya. Dokter menyarankan kepada mahsiswa ini untuk menyelsaikan masalahnya sendiri dan berfikir secara logika. Depresi yang dialami mahasiswa ini adalah faktor rasa bersalah dan kasihan diri inilah yang menyebabkan depresinya bertambah berat.
Dengan terapi yang diberikan oleh dokter kepadanya maka depresi yang diderita oleh mahasiswa ini berangsur kurang. Sekarang mahasiswa ini sudah dapat melanjutkan pendidikannya dan bekerja.





Sumber
I.M. Ingran, dkk, CATATAN KULIAH PSIKIATRI, penerbit buku kedokteran (EGC), Jakarta.
J.P. Chaplin. Peneterjemah Kartono,kartini, KAMUS LENGKAP PSIKOLOGI, Raja Grasindo: Jakarta,2002.
Kartono,kartini, PATOLOGI SOSIAL Ganggguan-gangguan Kejiwaan 3, Raja Grafindo: Jakarta,2003.
www.google.co.id/depresidandampaknya,24desember2006,14:50on-line























PSIKOPAT

1. Pengertian Psikopat
Psikopat berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “pathos” yang berarti penyakit. Jadi psikopat berarti penyakit jiwa. Akan tetapi psikopat tidak sama dengan gila atau (schizoprenia/psikosis). Seorang psikopat dalam pemahaman masyarakat sering digambarkan sebagai pembunuh yang terganggu mentalnya. Psikopat juga termasuk penyakit keturunan (gen), yang sifatnya mendendam.
Menurut Robert Hare yang telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun, seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balikan fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.
Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh berdarah dingin, pemerkosa dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15 sampai 20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa, menyenangkan, dapat meguasai berbagai ilmu pengetahuan, bersikap religius, dan kelihatan tampak sukses dalam karir. Psikopat yang karismatik dan well educated inilah yang paling sulit dideteksi, “kata Hare yang menjadi pembicara dalam seminar psikopat”.
Psikopat sejati menghancurkan semangat, karir dan reputasi sesorang, yang menyebabkan korbannya sering merasa bersalah terhadap dirinya sendiri dan sebaliknya megasihani psikopa. Lantas, korban psikopat menjadi mudah tersinggung, depresi kronis, sampai nervous breakdown.
Psikopat bisa mengenai siapapun, ayah, anak, istri, orang kaya, ataupun orang miskin, bahkan diri anda sendiri bisa menjadi psikopat yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga sampai bangsawan.
Untuk menentukan seseorang megidap psikopat sangat rumit. Awalnya mereka diduga depresi, tetapi setelah memakan waktu yang lama ketahuan kalau psikopat adalah penyakit jiwa.
2. Faktor Penyebab Psikopat
Penyebab psikopat dari dulu hingga sekarang belum jelas kebenaranya. Menurut penelitian ahli psikopat dunia Robert Hare menduga psikopat terjadi akibat kelainan fungsi otak. Yang mana dia telah berpengalaman ketika memeriksa seseorang pasien psikopat. Ternyata ditemukan pada pasien tersebut kelainan fungsi otaknya. Pasien tidak bisa memisahkan stimulus yang bersifat rasional dan emosional. Semua stimulus itu bekerja sekaligus. Seseorang psikopat tidak hanya berbohong, hiperaktif tetapi juga memiliki sesuatu yang lebih serius yaitu kelainan pada otaknya.
Ada juga yang melaporkan ada gejala psikopat dengan kelainan sistem serotonim, structural, dan fungsi pada otak.

3. Tanda-tanda Psikopat
Sebagaian masyarakat beranggapan seorang psikopat sangat menakutkan dan membahayakan bagi masyarakat umum. Mereka sering melanggar norma-norma sosial dan melakukan apa yang mereka senangi, mereka melakukan apa yang mereka mau, mereka memaksa keinginan mereka (egois). Tetapi mereka melakuan semua itu tanpa perasaan bersalah bahkan itu merupakan suatu kepuasan tersendiri.
Hare mengungkapan beberapa ciri-ciri psikopat, yaitu:
1. Tidak adanya rasa sosial (anti sosial)
2. Sulit menduga kepribadian sebenarnya
3. Selalu ingin dikagumi
4. Sulit berempati pada orang lain
5. Emosi tidak terkendali
Selain ciri-ciri diatas ada lagi ciri-ciri psikopat, yaitu:
1. Anti sosial
2. Melakukan sesuatu hanya untuk dirinya sendiri
3. Tidak mersa puas
4. Tidak bisa diberi kritikan
Selain egois psikopat sering juga disebut sangat fanatik, kurang ajar, buas dan ganas, serta tidak memperdulikan lingkungan, bersikap aneh dan melakukan tindakan kriminal.

4. Beberapa Kasus Psikopat
Menurut sejumlah ahli jiwa, penderita necrophilia dikategorikan sebagai psikopat. Mereka memiliki kelainan jiwa yang ingin menguasai pasangan yang tak berdaya, yang tidak mampu menolak atau melawan. Berdasarkan riset terhadap 122 kasus yang terjadi sebagian besar penderita masuk dalam golongan kedua, separuh dari mereka bekerja dikamar mayat atau perusahaan pemakaman.
Beberapa kasus yang pernah terjadi.
Pada tahun 1999 di daerah Wasington DC Amerika, seseorang bernama Mr Bundy melakukan pembunuhan sebanyak 137 kali dalam waktu kurang lebih 9 tahun. Pembunuhan pertama kali ketika ia berusia 14 tahun, ketika ia menjadi penjual koran. Korbannya adalah gadis berusia 9 tahun yang bernama Carol, dan pembunuhan ini terungkap pada 4 korban terakhir. Pembunuhan dilakukan dengan cara memcahkan kepala denagn senter kemudian menggigit sampai mati. Umumnya pembunuhan ini dilakukan terhadap anak gadis dan wanita yang disukainya. Namun akhirnya dia tertangkap dan dijatuhi hukuman eksekusi dikursi listrik.
Di Prancis berkaitan dengan kasus necrophilia. Suatu hari, seorang baleria menianggal, dan kuburannya terbongkar. Didalamnya seorang laki-laki telah memperkosa baleria yang telah meninggal tersebut. Dan dalam persidangan dia menjawab dengan enteng, “setiap laki-laki punya selera sendiri dalam seks. Dan saya berselara pada mayat”. Dari kasus diatas berarti hypersex termasuk psikopat.

Sumber : www.google.co.id/psikopat
www.psikopat.co.id
www.yahoo.co.id (psikopat ada dimana-mana)

WAHAM

1. Pengertian Waham
Waham merupakan bentuk intensionalitas menyangkut fikiran-fikiran yang tidak benar adanya tetapi selalu berkeras dan mengotot apa saja yang ia katakan adalah yang paling benar serta oranglain tidak ada yang benar melainkan dirinya biasnya waham ini diidentikkan dengan suatu sikap yang menganggap dirinyalah yang sangat terpenting, selalu merasa terdepan, menjadi paling berkuasa. Yang dimaksud dengan waham atau delusi adalah pikiran yang salah yang terus dipertahankannya, walaupun orang lain memberikan pengertian bahwa apa yang diyakini itu tidak benar. Waham yang terjadi biasanya tidak aneh, curiga pada seseorang atau beberapa orang yang dianggap musuh akan membunuhnya atau menghancurkan dirinya beserta keluarganya, cemburu pada pasangannya dan selalu menuduh pasangannya mencintai atau berselingkuh dengan orang lain; merasa dicintai orang lain terutama yang kedudukannya lebih tinggi darinya; atau merasa hebat mampu melakukan hal-hal luar biasa, mampu berhubungan dengan para dewa atau orang-orang penting lainnya. Dalam pengertian lain, waham adalah suatu penyakit kejiwaan yang terdapat pada seseorang yang merasa dirinya yang paling benar, merasa doronya berkuasa, ingin selalu menjdai orang nomor satu serta merasa orang yang paling penting dan merasa menjadi orang yang paling besar.

2. Faktor Penyebab Waham
Penyebab terjadinya waham yaitu dimulai dengan membesar-besarkan suatu berita yang didalamnya mengangkat dirinyalah yang paling terpenting namun jika dibiarkan lama kelamaan hal ini akan menyebabkan suatu kebiasaan yang buruk yang mengganggu. Faktor lain penyebab waham:
1. Pola asuh yang salah dari keluarga
2. Faktor lingkungan tempat tinggal yang individual
3. Tertekan bathin, baik karena kegagalan ekonomi maupun cinta
4. Mimpi siang, melihat bermacam-macam fantasi dan gambaran tidak teratur
5. Penderita pskosa dan scizofrenia, pasien menciptakan perkataan dan istilah baru.

3. Tanda-tanda Waham
1. Bersikap besar
2. Egonya tinggi
3. Tidak mau dibilang salah, dan harus besar
4. Acuh tak acuh
5. Berhayal jauh dari kenyataan
6. Salah tanggapan
7. Prasangka tanpa alasan
8. Halusinasi
9. Pelupa
10. Putus asa dan tidak mau bergaul
11. Tidak mau bersosialisasi dan bergaul

4. Beberapa Kasus Waham
Mengalami gangguan dalam proses pikir, yakni ia sangat percaya dengan istrinya yang mencintai laki-laki lain yang ditujukan kepada sepupunya. Ia sangat cemburu dan mengatakan istrinya melakukan perselingkuhan dan apapun yang dilakukan oleh istrinya dihubungkan dengan kecemburuan kepada sepupunya. Walaupun keluarganya dan istrinya memberikan penjelasan bahwa kecurigaannya dan kecemburuannya itu tidak beralasan, namun ia tetap bersikukuh. Malahan apa yang diungkapannya seperti sistematis dan masuk akal, namun kenyataannya tidak ada. Keyakinannya ini menimbulkan rasa amarah pada dirinya sehingga ia membawa arit dan berkeinginan untuk membunuh istrinya.
Keyakinan itu pula muncul kalau ia melihat atau tidak istrinya dan gangguannya ini makin lama makin sering. Penderita sendiri sulit diberikan penjelasan atau pemahaman bahwa tidak mungkin istrinya berbuat seperti yang dituduhkannya. Ia tetap yakin dan sulit untuk menerima pengertian orang lain. Apa yang dialami oleh penderita di ini adalah gangguan jiwa yang dahulu disebut dengan gangguan paranoid, namun sekarang digolongkan dengan gangguan waham. Gangguan waham adalah kelompok gangguan dengan gambaran utama waham yang tidak diketahui penyebabnya.
Bila dibandingkan dengan gangguan jiwa lainnya gangguan ini termasuk jarang terjadi dengan insidens 0,7 - 3,0 dari 100.000. Gangguan ini biasanya mulai pada umur 18-80 tahun dan umumnya pada umur 34-45 tahun. Lebih banyak terdapat pada perempuan. Prognosis baik kalau terjadinya tiba-tiba. Kebanyakan terjadi pada mereka yang janda, bujangan dan dengan riwayat penyalahgunaan zat. Faktor-faktor risiko yang erat hubungannya dengan gangguan waham ini adalah umur yang lanjut, perasaan terganggu atau terisolasi, pada riwayat keluarga yang menderita gangguan seperti ini, isolasi di masyarakat, kepribadian yang sensitif, dan kebanyakan pada imigran baru.
Gangguan waham jarang terlaporkan karena di luar kecemburuannya ini ia berlaku biasa. Ia bisa bergaul di masyarakat, ia bisa bekerja dengan baik, malahan ada yang bisa menduduki jabatan-jabatan penting. Pasien biasanya tidak merasa sakit sehingga pasangannya maupun keluarganya sulit membawa ke dokter. Sering pasien menuduh bahwa justru pasangannya atau keluarganya yang sakit. Kesulitan ini sering berlarut-larut sehingga pasangannya tetap hidup dengan suami atau istri yang mempunyai gangguan jiwa yang tidak bisa diobati karena merasa tidak sakit. Biasanya pasangannya akan terpengaruh dengan orang ini dan menderita gangguan yang sama. Pasangannya pun mempunyai keyakinan yang sama sehingga percekcokan terus berlanjut.
Satu-satunya cara kalau ada keluarga menderita pemikiran salah yang terus dipertahankan dan sulit diubah hanyalah dengan membawa penderita ke psikiater. Sampai sekarang psikiater hanya memberikan obat antipsikotik untuk menghilangkan wahamnya itu. Bila terjadinya tiba-tiba pada usia 50-an, maka 53% penderita tidak mengalami waham lagi, 10% membaik, dan 31 persen menetap tidak ada perubahan. Jika terjadi tiba-tiba pada usia 40-an, 50% penderita sembuh, menjadi kronis hanya 10% dan kambuh 37%.
Satu contoh kasus waham, antara lain yang menimpa Lia Amaludin. Ia mengaku bahwa ia adalah malaikat Jibril yang diutus Tuhan untuk memperbaiki akhlak manusia di bumi



Sumber:
Chinese version available at http://www.minghui.co/mh/articles/2005/12/7/116022.html
I.M. Ingram, dkk, CATATAN KULIAH PSIKIATRI, Penerbit buku kedokteran (EGC): Jakarta, 1985.
www.yahoo.co.id/penderitawaham,03.12.2006,13on-line
www.google.co.id/gejalawaham03.12.206,13:39on-line



















SCHIZOPRENIA

1. Pengertian schizoprenia
Schizoprenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disintegrasi, depersonalisasi, dan kebelah atau kepecahan struktur kepribadian, serta regresi yang parah.
Pada penderita schizoprenia ini ada disintegrasi pribadi dan kepecahan pribadi. Tingkah laku emosional dan intelektualnya jadi ambigus (majemuk), serta mengalami gangguan serius, juga mengalami regresi atau dementia total. Pasien selalu berusaha melarikan diri dari kenyataan hidup dan berdiam dalam dunia fantasinya. Tampaknya dia tidak bisa memahami lingkungannya, dan responnya selalu manicial atau kegila-gilaan. Perasaannya selalu tidak cocok, mengalami gangguan intelektual berat, sehingga pikirannya melompat-lompat tanpa arah.
Penderita selalu melarikan diri dari realita hidup, dan berdiam dalam dunia fantasi sediri, tampaknya dia memahami lingkungannya. Reaksinya selalu maniaka atau kegila-gilaan. Kehidupan emosional danintelektualnya menjadi ambigius/ majemuk serta mengalami ganngguan serius, bahkan juga mangalami regresi atau dementia total. Pikirannya melompta-lompat tanpa arah, karena dia menderita gangguan intelektual yang berat. Juga perasaannya senantiasa tidak cocok dengan realitas nyata.
Schizoprenia adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan penyakit jiwa lainnya. Penyakit ini menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya, yang biasanya mulai tampak pada masa puber, dan yang paling banyak menderita ialah orang berumur antara 15 – 30 tahun.

2. Penyebab Schizoprenia
1. Lebih dari sepuluh dari jumlah penderita schizoprenia mempunyai keluarga psikotis atau sakit mental.
2. Tipe kepribadian yang schizothym (dengan jiwa yang cendrung menjadi schizonfren) dan bentuk jasmaniah asthnis (tidak berdaya/bertenaga), mempunyai kecendrungan kuat menjadi schizofren.
3. Sebab-sebab organis, ada perubahan atau kerusakan pada sistem saraf sentral. Juga terdapat gangguan pituitary (kelenjerdibawah otak). Kadangkala kelenjer thyroid dankelenjer adrenal mengalami atrofi berat, dapat juga disebabkan oleh proses klimakterik dan gangguan-gangguan menstruasi. Semua gangguan tadi menyebabkan degenerasi pada energi fisik dan energi mentalnya.
4. Sebab-sebab psikologis ada kebiasaan-kebiasaan infantil yang buruk dan salah, sehingga pasien hampir selalu melakukan maladjustment (salah suai) terhadap lingkungan yang ada konflik.

3. Tanda-tanda Schizofrenia
1. Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi di sekitarnya. Tidak terlihat padanya reaksi emosional terhadap orang yang terdekat kepadanya, baik emosi marah, sedih dan takut. Segala sesuatu dihadapinya dengan acuh tak acuh.
2. banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan, sangat sukar bagi orang untuk memahami pikirannya, da ia lebih suka menjauhi pergaulan dengan orang banyak, dan suka menyendiri.
3. Mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan.
4. Sering terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran.
5. Si sakit banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah korban kejahatan orang banyak atau masyarakat.
6. Halusinasi pendengaran, penciuman, atau penglihatan, di mana si penderita seolah-olah mendengar, mencium atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
7. Keinginan menjauhkan diri dari masyarakat, tidak mau bertemu dengan orang dan sebagainya.

4. Beberapa Kasus Schizofrenia
Suatu ketika seorang polisi merasa sakit hati kepada orang tua calon istrinya. Karena sakit hati yang sangat mendalam, ia tega untuk membunuh semua keluarga dari calon istrinya itu, termasuk calon istri. Tetapi anehnya dia dapat menyembunyikan kejahatannya itu dari para polisi lain yang sedang memeriksa kasus pembunuhan itu. Bahkan ia terjun langsung untuk membantu menyelidiki kasus pembunuhan, yang dimana ialah yang membunuhnya.



Sumber
Sukmatiknya, MENGENAL PRILAKU ABNORMAL, Kanisius: Yogyakarta
www.google.co.id/penyakitkejiwaan
www.google.co.id/mengenalschizofrenia,23desember2006,11:45on-line

















OBSESSIVE COMPULSIVE

1. Pengertian Obessive Compulsive
Obsessive adalah pikiran, perasaan, sesuatu yang mengganggu intrusive. Obsesi juga merupakan gejala gangguan jiwa, di mana si sakit dikuasai oleh suatu pikiran yang tidak bisa dihindari.
Compulsive adalah pikiran atau prilaku yang disadari, atau dibuktikan dan direkuren, seperti menghitung memeriksa atau menghindari. Compulsive juga merupakan gangguan jiwa yang menyebabkan orang terpaksa melakukan sesuatu, baik masuk akal ataupun tidak. Apabila tindakan itu tidak dilakukannya, maka si penderita akan merasa gelisah dan cemas. Kegelisahan atau kecemasan itu baru hilang apabila tindakan itu dilakukan.
Obsessi compulsive adalah gangguan yang menyebabkan ketidak berdayaan karena dapat menghabiskan waktu dan rutinitas norma seseorang, fungsi pekerjaan, aktifitas social, atau hubungan dengan teman atau anggota keluarganya.
Hal ini muncul ketika ia mampu memutuskan kaitan antara muncul pemikiran secara intens dan tidak diikuti dengan prilaku tertentu dan sulit untuk dikontrol.

2. Faktor Penyebab Obsessive Compulsive
1. Factor biologis
2. Faktor Prilaku, disertai ketakutan dan kecemasan,yang melalui proses pembiasaan responden. Dengan menghubungkan peristiwa yang terjadi.
3. Faktor psikososial, (meliputi kepribadian) diderita sekitar 15-35 Persen (psikodinamika) sesuatu yang dialami oleh seseorang dari alam khayalnya maupun dari alam sadarnya dari situasi dan gangguan terhadap emosi.



3. Tanda-tanda Obsessive Compulsive
Sebuah gambaran klinis yang dilakukan menggambarkan pasien yang mengalami obsessive compulsive sering pergi ke dokter lain dari pada harus ke dokter psikiater. Pasien mengalami compulsive mental memungkinkan terjadi pemikiran secara berulang. Dan tanda yang lain:
1. Memaksakan gagasan secara bertubi-tubi
2. Menyebab orang lain melakukan sebaliknya
3. Merasakaan suatu dorongan yang kuat
4. Paksaan mengulangi pekerjaan
5 Paksaan mengikuti uruta-urutan tertentu

4. Beberapa kasus Obsessive Compulsive
Jessica 30 tahun menikah dan memiliki karir yang sangat cemerlang didalam hidupnya. Namun sejak 6 bulan terakhir sering mengalami sakit perut, jantungnya merasa berdebar dengan cepat dan keras. Namun pada saat ia berada di kantornya tiba-tiba ia terjatuh, lalu ia dibawa kerumah sakit dan dirawat oleh doter. Dan dokter pun menyatakan bahwa ia telah benar-benar sembuh tetapi setelah kesembuhannya ia malah mengurung diri karena takut kalau-kalau sesuatu hal yangssama bias saja terulang pada dirinya kembali.
Seorang pemuda yang berkerja di salah satu Bank, pada permulaannya ia biasa saja, tetapi tak lama kemudian ia merasa terpaksa mengulang-ulang menghitung dan meneliti kembali apa yang telah dilakukannya, karena ia merasa ragu-ragu akan pekerjaannya.
Ini merupakan pengalaman saya sendiri. Malam itu saya ditinggal sendiri dirumah. Waktu menunjukkan pukul 22:30 WIB, dan kedua orang tua saya juga belum tiba dirumah. Maka langsung saja saya tidur. Tetapi ketika akan menuju kepembaringan saya teringat, apakah pintu rumah saya sudah terkunci? Lalu saya keluar dan memeriksa pintu tersebut, dan ternyata sudah dikunci. Saya menuju pembaringan lagi, lantas teringat lagi apakah pintu belakang rumah sudah terkunci, lalu saya lihat ternyata sudah terkunci, ketika menuju pembaringan lagi, saya malah teringat pintu depan, apakah Sudah terkunci? Kejadian ini berulang-ulang kali terjadi. Dan akhirnya saya putuskan untuk tidur diluar kamar. (sumber pengalaman pribadi).


Sumber
Kaplan dan sadock, SINOPSIS PSIKIATRI, Jakarta: Bina rupa aksara, 1994.
www.yahoo.co.id/penderitaObsessiveCompulsive
www.google.co.id ( jangan sepelekan ketakutan yang datang berulang-ulang dan tanpa sebab yang jelas)





















Ilusi, Halusinasi, dan Delusi

1. Pengertian Ilusi, Halusinasi, dan Delusi
Pengertian Ilusi
Ilusi adalah pengamatan yang keliru, yaitu: peristiwa objektif yang diterima oleh indera ternyata ditangkap secara salah. Perangsangnya meragukan, atau memperdayakan dan semu sifatnya, sehingga subjek menginterprestasikan pengamatannya secara keliru. Contohnya, oleh rasa ketakutan, pada keremang senja, sebatang perdu tampak seperti gerombolan penyamun. Tiang listrik kelihatan seperti genderwo yang menakutkan di malam hari dan lain-lain. Jika orang yang bersangkutan kemudian melakukan pengamatan lebih teliti, dan sudah menemukan interprestasi yang tepat dari pengamatannya, maka ilusi itu akan lenyap dengan sendirinya.
Jadi, pada pemalsuan ilusoire itu terdapat: interprestasi yang salah dari informasi-informasi inderawi; bukan pada saat nantinya atau kemudian, akan tetapi pada pengamatan itu sendiri( pada saat orang tengah mengamati). Hal ini disebabkan oleh adanya ketakutan-ketakutan, kecemasan-kecemasan, keinginan-keinginan atau pengharapan-pengharapan tertentu. Bagi banyak pasien gangguan psikis, dunia kita ini tampak begitu manakutkan, penuh bahaya-bahaya dan ancaman-ancman yang mengerikan. Dan perasaan “menakutkan-mengerikan” itu kemudian menjadi semakin menghebat, seiring dengan semakin menyimpangnya interprestasi-interprestasi yang semakin keliru atau menyimpang. Jika pasien kemudian juga dihinggapi waham atau delusi, kecurigaan dan prasangka, maka informasi-informasi pangamatannya pasti dipalsukan secara ilusioner: sehingga apa yang diamati (dilihat, didengar, dirasa, dirasakan, dicium) cocok dengan keyakinan delusi, prasangka dan kecurigaan.
Ilusi juga adalah persepsi yang keliru atau menyimpang. Ilusi selalu saja mencakup pemutar balikan fakta atau penyimpangan dari pola-pola perangsang.


Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah pengamatan tanpa objektivitas pengindraan, dan tanpa disertai perangsang-perangsang fisik yang bersangkutan. Atau persepsi atau tanggapan palsu, emnghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata. halusinasi ditimbulkan didalam diri individu itu sendiri, dan pada umumnya dianggap sebagai abnormalitas
Halusinasi merupakan pengamatan yang sebenarnya tidak ada, namun dialami sebagai suatu realitas. Dalam hal ini mempunyai ciri-ralitas nyata yang betul-betul dialami atau dihayati oleh subjek. Halusinasi tersebut dialami sebagai satu pengamatan. Sedang pseudo-halusinasi dialami rang sebagai tanggapan.
Orang yang mengalami halusinasi itu melihat dan mendengar peristiwa-peristiwa tertentu; namun perangsang fisik dari peristiwa tadi sama sekali tidak ada.halusinasi biasanya berlangsung pada: orang yang sakit berat, terkena racun-racun tertentu (candu, alkohol, bahan narkotik), dan penderita psikosa berat.
Pseudo-halusinasi adalah peristiwa yang dihayati sebagai tanggapan, dan bukan sebagai sebagai “sepertinya satu pengamatan” (pengamatan semu); merupakan satu tanggapan spontan.
Pseudo-halusinasi ini siring muncul sendiri diluar kontrol kemauan kita, dengan bagian-bagian detail indrawi yang sangat jelas. Pseudo-halusinasi itu pada umumnya dimuati oleh emosi-emosi yang kuat. Jadi padanya ada nilai perasaan yang tinggi sekali.
Seorang penderita pseudo-halusinasi itu mengetahui bahwa segala sesuatu yang dilihat atau didengar itu bukanlah kenyataan. Akan tetapi dia tidak bisa melepaskan diri dari belenggu-belenggu tanggapan tersebut. Contohnya, seorang pasien deprsif dengan kecemasan-kecemasan kronis, selalu melihat iringan-iringan kranda orang mati, melihat api neraka yang menyala berkobar-kobar yang akan membakar dirinya, melihat orang yang dirobek-robek dan dianiaya, mendengar suara-suara ancaman yang mengandung maut, dan lain-lain. Dia menyadari bahwa gambaran-gambaan tanggapan tadi tidak ada, dan bukan merupakan kenyataan; akan tetapi dia tidak bisa melepaskan diri dari “tangkapan” cakar-cakar tanggapan yang serba mengerikan yang tampaknya akan menerkam dirinya. Semua gambaran itu segaris dengan fantasi-fantasi kecemasannya. Maka apabila si penderita menjadi sembuh, akan hilanglah semua halusinasi dan pseudo-halusinasinya.
Gejala psikis yang dekat atau mirip dengan halusinasi ialah mimpi. Dalam mimpi, kita melihat orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang tidak ada; dan hanya ada dalam mimpi itu sendiri. Namun pada peristiwa mimpi itu tidak menunjukkan adanya penyakit jiwa atau gangguan fungsi serta gangguan adaptasi. Mimpi itu bahkan mempunyai arti tertentu bagi adaptasi; yaitu sebagai penyaluran atau peletupan bagi kecemasan-kecemasan dan harapan-harapan tertentu. Anak yang mengigau sewaktu tidur, pada umumnya tengah bermimpi buruk; dan biasanya suka dibangunkan. Jadi sulitlah untuk membebaskan seseorang dari cekaman mimpi tersebut.
Halusinasi bisa dibedakan menurut indera dengan mana orang mengalaminya; yaitu: halusinasi optis atau visual pada pengamatan, halusinasi auditif atau akustis pada pendengaran, halusinasi olfaktoris pada pembauan, halusinasi pengecapan, dan halusinasi haptis pada rasa jasmaniah.

Pengertian Delusi
Delusi adalah gambaran tipuan dari pengamatan, gambar semua atau gamabr yang memperdayai kita, dengan kesesatan-kesesatan yang tidak bisa dibetulkan, dan tidak cocok sama sekali dengan fikiran serta pendapat sendiri. Delusi itu pada umumnya ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau yang diliputi oleh perasaan-perasaan berdosa dan bersalah, serta haapan-harapan yang tidak atau belum tecapai.

Beberapa tipe delusi dapat kita catat disini, ialah sebagai berikut:
1. Delusi hipokondris; ada waham pasien merasa selalu menderita sakit jasmaniahnya: disertai kecemasan-kecemasan kronis dan ketakutan yang patalogis mengenai kesehatan badan sendiri. Pasien merasa “yakin” benar bahwa dirinya mengidap penyakit yang serius. Setiap simpton kesakitan yang sekecil-kecilnya pun dirasakan sebagai bencana hebat, yang bisa mengakibatakan kematiannya. Khususnya delusi hipokondris ini disebabkan oleh konflik- koflik intrapsikis yang lama dan parah.
2. Delusi nihilistis: pasien dihinggapi perasaan-perasaan “sudah tidak ada lagi atau sudah mati”. Dia merasa menjadi sebatang mayat tidak berharga lagi. Pasien menjadi putus asa, dan tidak berguna lagi hidup didunia.
3. Sindrom Cotard: ada delusi tidak bisa hidup lagi, yang disertai delusi tidak mungkin bisa mati. Ada gambaran dia tidak lagi bisa hidup didunia ini; namun pada saat yang sama ia merasa yakin tidak mungkin bisa mati. Karenanya dia terus-menerus merasa berdosa untuk menembus dosa-dosa dan noda-noda yang melekat pada dirinya, dia harus direjam dengan siksaan-siksaan neraka jahanam didunia sekarang.

2. Faktor Penyebab Ilusi, Halusinasi dan Delusi
1. Ilusi
Biasanya disebabkan oleh adanya ketakutan, kecemasan dan keinginan atau pengahrapan terhadap sesuatu
2. Halusinasi
Sebenarnya benda yang kita lihat tidak ada, tapi misalnya kita ada suatu persoalan yang amat kita pikirkan baik itu soal seseorang atau satu benda mati, maka semua itu menghantui diri. Hal ini juga disebabkan karena rasa takut dan cemas.
3. Delusi
Pada umumnya ditimbulkan oleh pangalaman-pangalaman masa lampau yang diliputi oleh perasaan-perasaan berdosa dan bersalah, serta harapan-harapan yang belum tercapai.

3. Tanda-tanda Ilusi, Halusinasi dan Delusi
Biasanya si penderita sering kali berteriak kaget, dan merasakan ketakutan terhadap sesuatu yang mana orang lain tidak merasakan hal yang sama dengan dirinya. Si penderita terkadang bisa menjadi seorang pemurung, karena membahayakan kesalahan yang dia perbuat. Dia seakan-akan menjadi seorang yang seperti dipasung, tidak mau bergaul dan selalu menutup diri dan selalu murung.

4. Beberapa Kasus Ilusi, Halusinasi dan Delusi
Suatu malam seorang pria yang umurnya kira-kira 20 tahunan. Ia berjalan dengan sempoyongan. Mungkin karena ngantuk berat. Ketika itu dia melewati sebuah kebuan pisang. Dikebun pisang itu mata nya tertuju pada sebuah bayangan besar yang melambai-lambai seperti seseorang yang tebang di udara. Seketika itu langsung saja ia terbirit-birit, karena ketakutan. Dipikirnya itu bahwa bayangan tadi adalah hantu, padahal itu hanyalah sebatang pohon pisang yang tertiup angin.
Kasus ini menimpa saya sendiri. Suatu malam saya sendirian disebuah gedung. Dimana gedung tersebut benar-benar sepi dan sunyi. Ketika sedang asik berjalan saya mendengar seseorang membuka pintu, tetapi setelah saya lihat ternyata tidak ada. Dan ketika saya berjalan lagi, saya melihat sesosok bayangan mengikuti saya. Ketika saya toleh kebalakang, ternyata tidak ada. Lalu saya berfikir, tadi terdengar suara orang membuka pintu, dan saya seperti diikuti oleh sesosok bayangan, langsung saja saya ambil langkah seribu. Ketika paginya saya cek, ternyata hanya angin yang menggoyangkan pintu tersebut, dan ternyata bayangan yang mengikuti saya adalah dedaunan pohon yang lebat.




Sumber
I.M. Ingram, dkk. CATATAN KULIAH PSIKIATRI. Penerbit buku kedokteran (EGC), Jakarta,1985
J.P Chaplin, Penterjemah Kartono,kartini, KAMUS LENGKAP PSIKOLOGI, Raja Grasindo: Jakarta, 2002.
Katono,Kartini, PATOLOGI GANGGUAN SOSIAL 3: Gangguan-Gangguan Kejiwaan. CV Rajawali: Jakarta. 1986.
www.google.co.id/kisahilusi,23desember2006,10:23on-line
PHOBIA

1. Pengertia Phobia
Phobia berasal dari bahasa Yunani “phobos” yang berarti takut. Phobia adalah perasaan takut yang bersifat menetap objek atau situasi tertentu yang sungguhnya tidak menimbulkan ancaman nyata bagi yang bersangkutan atau bahaynya terlalu dibesar-besarkan. Dengan kata lain phobia merupakan ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa kontrol terhadap suatu situasi adan objek tertentu.
Takut adalah sifat atau tabiat alamiah yang ada pada setiap diri manusia. Ketakutan sebenarnya merupakan suatu keadaan yang dapat membantu individu melindungi dirinya dari suatu bahaya, sekaligus memberi pengalaman baru. Anak penderita phobia memindahkan isi asli konfliknya kepada suatu benda atau keadaan alam dunia yang memiliki arti penting baginya.

2. Penyebab Phobia
Sebab-sebab phobia ialah: pernah mengalami ketakutan hebat, yang disertai rasa malu dan bersalah. Semua ini ditekan dalam ketidaksadaran. Dan sewaktu orang bersangkutan mengalami perangsang yang sama timbul kemudian respon ketakutan yang bersyarat kembali, sungguhpun peristiwa atau pengalaman yang asli sudah dilupakan. Respon-respon ketakutan dan kecemasan hebat itu selalu timbul kembali, walaupun ada usaha-usaha untuk menekan dan melenyapkan respon-respon tersebut.
Pada umumnya phobia akibat proses belajar yang tidak semestinya (faulty learning) sebagaimana terwujud dalam situasi sebagai berikut:
1. Pernah mengalami trauma psikologis dalam situasi tertentu, kemudian menjadi takut terhadap situasi tersebut, sebab dikaitkan dengan rasa takut yang dialaminya saat terjadi trauma
2. Biasanya disertai simtom-simtom lain seperti rasa gelisah, lekas tersinggung, pusing-pusing sakit punggung, sakit perut dan lain-lain
3. Kadang-kadang kesulitan membuat keputusan, gejala ini disebut desida phobia/takut membuat keputusan (Kanfuran, 1973, dalam Colemen, Butcher dan Carson, 1980)
Beberapa contoh phobia,
1. Akrofobia : takut berada ditempat tinggi
2. Agrofobia : takut tempat terbuka
3. Klaustrofobia : takut berada ditempat tertutup
4. Hematofobia : takut melihat darah
5. Monofobia : takut berada sendirian disuatu tempat
6. Niktofobia : takut kegelapan
7. Pirofobia : takut melihat api
8. Zoofobia : takut pada binatang tertentu
9. Fobia sekolah : jenis fobia ini banyak dijumpai.

3. Tanda-tanda Phobia
Phobia lebih lazim dialami oleh remaja dan orang dewasa muda (adults) dari pada orang usia lanjut atau anak-anak. Berbeda dengan rasa takut biasa. Phobia punya beberapa sifat khusus. Perasaan takutnya intens dan mengganggu kegiatan sehari-hari si penderita

4. Beberapa Kasus Phobia
Kasus ini menimpa seorang panceramah di Indonesia. Dimana sebelum menjadi penceramah ia pernah mengkonsumsi obat-obatan. Hingga pada akhirnya ia dimasukkan ke panti rehabilitasi. Dimana ketika didalam panti tersebut ia mengalami ketakutan. Setiap ada orang yang akan datang dan membuka pintunya, ia langsung teriak ketakutan.
Suatu ketika beberapa kelompok petualang sedang berusaha mendaki sebuah gunung di Sumatra. Satu dari anggota kelompok tersebut tenyata mengalami phobia. Ia mengalami ketakutan saat mendaki gunung tersebut. Mungkin dikarenakan pengalaman pribadinya yang sungguh tragis. Ketika masih kecil ia bersama saudaranya main di suatu bangunan tua, yang belum jadi. Ketika itu ia bermain kejar-kejaran dengan saudaranya itu. Ketika ia mengejar saudaranya itu, tak sengaja saudaranya tersandung, dan terjatuh serta terguling dilantai. Tapi naas nasibnya, ia malah terjatuh dari bangunan itu dan tewas seketika. Anak tersebut berteriak ketakutan, dan ia tidak berani untuk melihat kebawah. (www.google.co.id(saudarakuterjatudarigedung) telah diringkas)




Sumber
I.M. Ingram, dkk, CATATAN KULIAH PSIKIATRI, Penerbit buku kedokteran (EGC), Jakarta,1985.
Kartono,kartini, PATOLOGI SOSIAL I. Raja Grasindo: Jakarta,2003.
www.google.co.id/saudarakuterjatuhdarigedung,23desember2006,11:20on-line

















ANXIETY

1. Pengertian Anxiety
Dalam arti tradisional, isrilah kecemasan (anxiety) menunjuk kepada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interprestasi subyektif dan “arousal” atau rangsangan fisiologis (reaksi badan secara fisiologis, misalnya bernafas lebih cepat, menjadi merah, jantung berdebar-debar, berkeringat, Ollendick, 1985).
Anxiety neuosis adalah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada rangsangan yang spesifik. Kecemasan sebagai emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang diantisipasikan, termasuk juga ketegangan dan stres yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem saraf simpatetik.
Ketakutan dan kecemasan sering dibedakan dalam dua dimensi
1. Objek suatu ketakutan biasanya mudah dispesifikasikan, sedangkan objek kecemasan tidak jelas
2. Intensitas rasa takut itu sesuai dengan besar kecilnya ancaman, sedangkan intensitas kecemasan lebih besar.

2. Penyebab Anxiety
Kecemasan dapat ditimbulkan oleh hal apapun, ada saja yang mencemaskan hatinya. Hampir setiap peristiwa menyebabkan timbulnya kecemasan. Freud mengajukan dua sebab terjadinya kecemasan.
1. Bahaya yang berasal dari dunia nyata
2. Kesadaran akan datangnya hukum yang berkaitan dengan pelampiasan dorongan seperti: seksual, agresi dan tindakan abnormal lainnya yang pada dasarnya dilarang oleh norma budaya.
Sebagian besar kecemasan adalah akibat pengkondisian ketika sebuah objek dari jenis tertentu dikaitkan maknanya dengan pengalaman yang menimbulkan kecemasan, seringkali yang sifatnya mengancam/membahaykan.
Beberapa sebab munculnya gangguan kecemasan yang bersifat neurofik.
1. Modeling, yaitu mencontoh orang tua yang memiliki sifat tegang dan pencemas.
2. Tak mampu mengendalikan dorongan yang dapat membahyakan seperti rasa bermusuhan terhadap seseorang, dorongan-dorongan seks, dsb.
3. Membuat keputusan-keputusan yang menimbulkan kecemasan.
4. Munculnya kembali trauma psikologis yang pernah dialami masa lalu.
Faktor penyebab kecemasan adalah ketakutan, kesusahan dan kegagalan ynag bertubi-tubi. Menurut Freud, neurosa kecemasan disebabkan oleh dorongan-dorongan seksual yang tidak terpuaskan dan terhambat sehingga mengakibatkan timbulnya banyak konflik bathin dan ketakutan dan kecemasan.

3. Tanda-tanda Anxiety
1. Kecemasan umum
a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan bersifat tak menentu.
b. Mudah tersinggung, sering merasa tidak mampu, minder, depresi.
c. Sulit berkomunikasi dan mengambil keputusan serba takut salah.
d. Bersifat tegang-lamban, bereaksi terhadap rangsangan yang secara tiba-tiba.
e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, mengalami diare ringan, sering buang air kecil, insomnia, dan mimpi buruk.
f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangan sering basah.
g. Sering berdebar-debar.
h. Sering mengalami “anxiety attocus”/ tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicu yang jelas.

Gejalanya dapat berupa berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan. Emosinya tidak stabil, ia sangat irritable, cepat tersinggung, sering dalam keadaan excited/gempar/gelisah. Namun juga cepat menjadi depresi disertai bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi dan rasa dikejar-kejar oleh sesuatu yang tidak jelas. Selalu diliputi ketegangan emosional dan diganggu bayangan-bayangan. Sering merasa mual dan muntah, badan selalu lelah, menderita sesak nafas, banyak berkeringat, bergemetaran.

4. Beberapa Khasus Anxiety
Seseorang yang takut akan mati, biasanya dia selalu cemas dengan kondisinya, yang sebenarnya tidak apa-apa.
Seorang pelajar yang telah selsai ujian, dan akan menerima hasil raportnya ia akan mengalami kecemasan yang sangat. Karena ia merasa yakin kalau ia tak akan naik kelas.



Sumber
www.yahoo.co.id/apaituanxiety
www.google.co.id/pengalamanJefri













NEUROSIS

1. Pengertian Neurosis
Neurosis ini merupakan suatu jenis penyakit mental yang lunak, dimana kondisi psikis berada didalam ketakutan dan rasa kecemasan yang kronis, serta tidak ada rang sangan yang spesifik.


2. Faktor Penyebab Neurosis
Penyebab timbulnya neurosis ialah adanya rasa kecemasan,rasa takut terhadap sebuah kegagalan yang ia lakukan secara bertubi-tubi. Kemudian penderita melakukan tekanan-tekanan terhadap emosi negatif yang dia terima akibat kesalahan yang ia perbuat, namun hal itu semua tidak dapat dipastikan berjalan secara lancar. Neurosis ini bisa juga disebabkan dorongan seksual yang tidak puas atau terhambat, sehingga semua penyebab itu menimbulkan konflik batin, ketakutan serta adanya rasa kecemasan.



3. Tanda-Tanda Neurosis
• Reaksi rasa was-was yang selalu diliputikeresahan yang tidak tentu arah atau tidak menentu.
• Seringnya mengeluarkan keringat secara berlebihan, terutama dibagian telapak tangan.
• Kerusakan parsial atu sebagian dari sifat kepribadian.
• Dalam lingkungan masyarakat sering merasa terasingkan (minder), Ia merasa tidak mampu bergaul dengan keadaan disekitarnya.
• Takut salah dalam setiap kali mengambil keputusan ataupun sulit melakukan konsentrasi dalam mengambil setiap keputusan.

Cara Mengatasi
Penderita Neurosis basa ditolong dengan memberikan obat untuk menenangkan dirinya namun itu hanya langkah awal untuk melakukan pencegahan, hal berikutnya yang dilakukan dengan memberikan terapi kejiwaan kepada sipenderita melalui jasa psikiater. Namun tidak lupa diberikan bimbingan untuk melakukan pendekatan kepada sang pencipta dengan membiasakan beribadah.


4. Beberapa Kasus Neurosis
Bapak psikosonalisis “Simund Freud” mengatakan seorang yang menderita neurosis akan bersifat sejujurnya walaupun apa yang ia katakan bersifat aneh ataupun tidak masuk akal karena sering kali apa yanga ia katakan itu jorok, naif, dan gila-gilaan.



Sumber
www.google.co.id/penyakitneurosis












PSIKOSOMATIS

1. Pengertian Psikosomatis
Psikosomatis berasal dari dua kata yaitu ” psycho” yang artinya pikiran dan “soma” yang artinya tubuh. Psikosomatis dalam dunia medis yaitu merupakan suatu penyakit yang mula-mula dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis), kemudian berjalannya waktu sehingga menjadi penyakit fisik.
Gangguan psikosomatis ini akan mampu berkembang sangat pesat dimasa ketegangan, pergolakan, kekacauan, serta krisis kejiwaan. Psikosomatis merupakan penyakit fisik yang ditimbulkan oleh konflik-konflik psikis, gangguan mental dan kecemasan-kecemasan kronis yang menyebabkan kegagalan sistem pada syaraf dan sistem fisik.

2. Faktor penyebab Psikosomatis
Faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit Psikosomatis memiliki beberapa penyebabnya diantaranya ialah:
a. penyebab umum
b. Penyebab Khusus

a. penyebab umum
Munculnya gangguan Psikosomatis ini disebabkan oleh faktor kejiwaan yang benar-benar berat sehingga membuat diantaranya mengalami ketegangan, memikirkan suatu masalah terlalu berlebihan, serta emosi yang tidak stabil atau emusi yang meningkat terlalu berlebihan. Gejala Psikosomatis ini bisa terjadi pada wanita tua ketika mereka akan melewati masa monopouse, karena pada saat ini mereka akan mengalami suatu kecemasan yang sangat luar biasa karena terjadinya transisi antara usia muda menjadi padasaat kondisi dimana tidak lagi dalam masa subur. Sehingga hal ini bisa memicu datang atau timbulnya gejala psikosomatis.
Kekurangan fitamin merupakan suatu problem yang sangat berpengaruh. Biasanya kekurangan vitamin B terutama vitamin b1 dan b6 bisa menjadi masalah masalah emosional yang bisa menjadi sumber dari suatu permasalahan yang menimbulkan terjadinya gangguan psikosomatis. Gangguan psikosomatis biasanya membiarkan dirinya tetap kekurangan vitamin B sampai sedemikian rupa, sehingga menjadi murung serta menjadi selalu gelisah. Seperti contoh sebagai berikut:
Mereka yang terganggu pada alergi makanan tetentu mereka akan selalu menghindari makanan yang ia benci padahal makanan yang ia jauhi danselalu ia hindari tersebut mengandung vitamin B yang sangat baik bermanfaat bagi tubuh, sehingga psikosomatis yang diderita semakin berat dan kronis. Untuk menghentikan ini diperlukan kesadaran didalam diri untuk merubahnya yaitu dengan memutuskan kebiasaan yang buruk tersebut dengan menerapkan pola makanan yang baik dan bergizi serta mau mengkonsumsi vitamin B.

b. Penyebab Khusus
Penyebab khusus terdiri dari berbagai macam yaitu:
1. Faktor genetik
2. Kepekaan terhadap bagian tubuh tertentu
3. Kepribadian
4. Hubungan interpersonal yang tidak sehat

3. Tanda-tanda Psikosomatis
Selalu gelisah dan merasa tidak enak badan,hati yang selalu terasa gundah, susah untuk tidur, mengeluarkan keringat terlalu berlebihan.

Gangguan yang Disebabkan Psikosomatis
1. Hypertension atau supertension (tekanan darah tinggi)
Emosi yang bergejolak beserta kecemasan yang tidak dapat terkontrol sehingga bisa membuat ter ganggu aliran pada pembuluh darah dan jantung
2. Tukak Lambung
Dari hasil penyelidikan emosi yang berlebihan bisa menyebabkan keluarnya getah lambung secara berlebihan

3. Anoxia Nervous
Tidak mau makan dan selalu muntah ketika mau makan menyebabkan badan menjadi kurus.

4. Migran dan pusing karena tegang
Biasanya terjadi pada kaum wanita, karena memiliki sifat atau perasaan yang sansat sensitif.


4. Beberapa kasus Psikosomatis
Seorang anak ketika Ibunya memasakkan sesuatu makanan, ternyata si anak tidak mau makan yang dikarenakan masakan itu tidak ia senangi namun itu mengandung vitamin b. Lama kelamaan anak itu menjadi kurus dan merasa gelisah / ketakutan ketika menghadapi masalah sedikit.





Sumber
Katonoi, kartini, PATOLOGI SOSIAL 3 Gangguan-gangguan kejiwaan. Penerbit Rajawali pers.
…………………, PSIKOLOGI ABNORMAL dan ABNORMALITAS SEKSUAL. Penerbit CV. Mandar Maju 1989: Bandung
Supratiknya, MENGENAL PRILAKU ABNORMAL. Penerbit Kanisius:. Yogyakarta. 1995.
www.google.co.id/gejalapsikosomatis
EKSHIBISIONIS

1. Pengertian Ekshibisionis
Ekshibisionis adalah dimana seseorang mendapatkan kepuasaan seksual dengan memamerkan genitaliannya sendiri kepada orang asing yang tidak mau melihatnya. Bagi seorang ekshibisionis kepuasaan berasal dari reaksi orang lain secara keliru diduga oleh sipenderitannya sebagai ekspresi kepuasaan seksual.
Kepuasaan seksual diperoleh penderita saat melihat terperanjat, takut, kagum, jijik, atau menjerit dari orang yang melihatnya, kemudian hal tersebut digunakan sebagai dasar untuk fantasi manstrubasi. Para peneliti menyatakan ekshibisionis memiliki pendekatan yang tidak dewasa terhadap seks, dengan kebutuhan besar untuk diperhatikan seksual yang ditangani oleh polisi.

2. Faktor Penyebab Ekshibionis
1. Akibat stres, terlalu banyaknya masalah yang dihadapinya didalam rumah tangganya.
2. Faktor ketidak matangan dirinya. Penderita selalu malu atau tidak mampu berinteraksi atau mendekati lawan jenisnya.
3. Kurang perhatian dari orang tua, kurangnya perhatian mancari peerhatian diluar lingkungan keluarganya dengan melakukan hal-hal ynag aneh demi mendapatkan perhatian yangmereka inginkan.

3. Tanda-tanda Ekshibisionis
Pada dasarnya, secara kasat mata penderita ekshibisionisme ini tidak memiliki ciri-ciri yang tampak dari luar. Jadi para penderitaekshibisionis ini sama seperti orang kebanyakan.
Banyak diantara mereka pemalu, kurang percaya diri barasal dari keluarga ynag keras dalam soal seks.
Para peneliti manyatakan ekshibisionis memiliki pendekatan yang tidak dewasa terhadap dewasa dengan kebutuhan yang besar untuk diperhatikan. Sebelum bereaksi mereka terus gelisah, tercekam dan tegang perasaan akan terasa lega setelah berhasil memamerkan kemaluannya kepada lawan jenisnya.
Penderita ekshibisionis ini sering menimbulkan gangguan ketertiban umum, meskipun jarang membahayakan masyarakat. Sebanyak 30 – 40% wanita pernah menjadi korban/ terpapar oleh ekshibisionisme.

4. Beberapa Kasus Ekshibisionis
Kasus ini dialami oleh seorang lelaki yang berumur 24 tahun. Dimana ketika lelaki ini menaiki angkot. Lelaki ini bersikap sewajarnya, ia duduk di pojok mobil, sambil membaca buku. Tetapi ternyata, ia dengan sengaja membuka resleting celananya, dan membiarkan “alat kelaminnya” diperlihatkan kepada para penumpang yang ada didalam mobil dan kebetulan didalam mobil itu para penumpangnya adalah wanita. Seketika itu banyak dari para wanita itu menjerit kaget atau ketakutan. Tetapi anehnya lelaki itu tidak malu, ia malah menikmati jerita dan ketakutan para wanita itu . (www.google.co.id subjek kasus ekshibisionis)






Sumber
Kartono, kartini, PSIKOLOGI ABNORMAL, Bandung,1989.
Supratiknya, MENGENAL ABNORMAL, Yogyakarta,1995
www.google.co.id (Kasus Ekshibisionis)





ABNORMALITAS


1. Pengertian Abnormalitas Seksual

Abnormalitas merupakan suatu tindakan yang diluar dugaan ataupu hal perbuatan yang dilakukan tidak seperti biasanya serta tidak lumrah pada umumnya dilakukan orang lain (melakukan sebuah penyimpangan), semua itu diluar norma-norma yang ada pada masyarakat hal itu disebabkan beberapa tekanan batin yang mendasar karena adanya suatu masalah yang begitu besar.
Penyebab Prilaku Abnormalitas Terdiri atas beberapa bentuk:
1. Primer: tanpa adanya gangguan hal itu tidak akan muncul
2. Penyebab yang menyiapkan: Kondisi mendahului Gangguan
3. Pencetus: kondisi untuk mencetuskan suatu gangguan.
Biasanya abnormalitas sex ini dilakukan atas beberapa kegiatan yang diluar kewajaran atau berasal dari dorongan-dorongan nafsu yang tidak masuk diakal karena didorong oleh hal-hal impulsif serta karena tidak adanya rasa tanggung jawab dalam bersikap sewajarnya. Misalnya:1. Tindakan prostitusi, melakukan pelacuran 2. Melkukan Free sex atau yang sering dikenal dengan melakukan hubungan sex secara bebas sesuai dengan hasrat atau keinginan nafsunya 3. Melakukan beberapa tindakan sex dengan abnormal: Onani atau masturbasi,sadisme serta masokhisme atau sodomasokisme, serta melakukan hubungan dengan pasangan yang sama kelamin yaitu: homosexsual bagi kaum laki-laki serta lesbianisme bagi mereka kaum wanita, Serta melakukan hubungan sexsual melalui tempat yang bukan sewajarnya karena melakukannya melewati lubang dubur wanita tersebut.

2. Jenis-jenis Abnormalitas Seksual
1. Onani (mastrubasi)
Orang yang diserang gejala ini mencari kepuasan seksual dengan anggota tubuhnya secara tidak wajar, yang biasanya dilakukan dalam priode tertentu dari hidupnya.
Perbuatan ini mungkin dilalui oleh sementara orang dalam pertumbuhannya sebelum ia berpindah kepada fase kecintaan orang dewasa secara wajar. Dalam hal itu perbuatan tersebut dilakukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan fisik dengan cepat, tanpa menunggu cara yang lazim.
Ada sementara pendapat dalam masyarakat yang mengatakan bahwa perbuatan onani ini akan menyebabkan seseorang menjadi kurang ingatan atau gila. Sebenarnya bahayanya yang terbesar, tidak terletak pada dilakukannya perbuatan itu, tapi pada perasaan dosa yang timbul sesudah itu.
2. Homo Seksual
Orang yang diserang gejala ini berkeinginan untuk bergabung dengan orang yang sejenis saja. Mungkin cinta sejenis ini beralasan, dan mungkin pula hanya sepihak, yaitu yang melakukan hal itu hanya satu orang saja. Bahkan hubungan itu mungkin lebih jauh dari itu, yaitu ingin melakukan hubungan seksual dengan orang yang sama jenis kelaminnya. Keadaan seperti itu mungkin terjadi pada orang-orang yang hidup terpisah dan mungkin tidak dapat berhubungan dengan lawan jenisnya.
3. Sadism
Seseorang yang tidak dapat merasakan kepuasan seksual, kecuali apabila ia dapat menimbulkan kesakitan (fisik atau perasaan) terhadap orang yang dicintainya. Bahkan mungkin ia melukai, memukul, atau membunuh orang yang dicintainya, demi kepuasan seksualnya.


3. Beberapa kasus Abnormalitas Seksual
Kasus abnormalitas ini banyak tejadi dibelahan dunia bahkan pada umumnya laki-laki yang akan segera beranjak dewasa atau yang sering kita dengar sebagai masa transisi dari anak-anak menuju masa remaja (pubertas), melakukan abnormalitas dalam sex yaitu onani dengan memuaskan dirinya sendiri. Dari hasil survei badan kesehatan internasional PBB (WHO) anak-anak mulai mengenal prilaku yang menyimpan adalah karena faktor lingkungan dimana ia tinggal hal tersebut sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak tersebut. Di daerah Phoenix negara bagian amerika serikat ditemukan kasus abnormal sex dimana seorang remaja laki-laki melakukan tindakan onani guna untuk melampiaskan hasrat untuk melakukan kepuasan yang ia dapatkan, setelah ditelusuri lebih lanjut tenyata anak ini mengalami tekanan, kegagalan dalam kehidupan cintanya atau sulit melakukan jalinan hubungan dengan lawan jenisnya sehingga langkah yang ia capai ialah dengan memuaskan dirinya dengan langkah seperti itu. ( www.google.co.id )
Seorang remaja yang habis selsai menonton kaset VCD porno, pasti ia akan merasa ingin melakukan apa yang habis ditontonnya. Ia melakukan ini dengan alasan untuk melampiaskan nafsu syahwatnya. Dari pada ia harus memperkosa wanita, lebih baik ia melakukan hal tersebut. www.yahoo.co.id/homosexs







Sumber:
Kartono,kartini. 2003. Patalogi Sosial. Raja Grafindo: Jakarta.
Supratiknya.2002. Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius
www.google.co.id/didownloatpertanggal15desember2006“sexpadaabnormal”
www.yahoo.co.id/homosexs






DAFTAR PUSTAKA

I.M. Ingram, dkk, CATATAN KULIAH PSIKIATRI, Penerbit buku kedokteran (EGC): Jakarta, 1985.
J.P. Chaplin. Peneterjemah Kartono,kartini, KAMUS LENGKAP PSIKOLOGI, Raja Grasindo: Jakarta,2002.
Kartono,kartini, PATOLOGI SOSIAL I. Raja Grasindo: Jakarta,2003
……………., PATOLOGI SOSIAL Ganggguan-gangguan Kejiwaan 3, Raja Grafindo: Jakarta,2003.
……………., 2003. Patalogi Sosial. Raja Grafindo: Jakarta.
Supratiknya.2002. Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius

……………., PATOLOGI GANGGUAN SOSIAL 3: Gangguan-Gangguan Kejiwaan. CV Rajawali: Jakarta. 1986.
Katonoi, kartini, PATOLOGI SOSIAL 3 Gangguan-gangguan kejiwaan. Penerbit Rajawali pers.
………………,PSIKOLOGI ABNORMAL dan ABNORMALITAS SEKSUAL. Penerbit CV. Mandar Maju 1989: Bandung
………………, PSIKOLOGI ABNORMAL, Bandung,1989.
Kaplan dan sadock, SINOPSIS PSIKIATRI, Jakarta: Bina rupa aksara, 1994
Supratiknya, MENGENAL PRILAKU ABNORMAL. Penerbit Kanisius:. Yogyakarta. 1995.

Tidak ada komentar: