Minggu, 20 September 2009

Pelayanan Pendidikan Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (Y.P.A.C)

Dibawakan pada Workshop Pendidikan Kecacatan Regional Sumatera dan Jawa tahun 2009 di Bukittinggi.

Pendahuluan :

Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) didirikan pada 5 Februari 1953 di Surakarta atas prakarsa Prof. Dr. Soeharso. Waktu itu beliau adalah Direktur Rumah Sakit Orthopedi (RSO) yang merawat korban-korban Perang Kemerdekaan. Pada th 1953 terjadi wabah polio myletis yang menyebabkan banyak anak-anak penderita polio di bawa ke RSO.
Prof. Dr. Soeharso kemudian menyadari bahwa perawatan terhadap anak tidak sama dengan perawatan terhadap orang dewasa. Karenanya beliau mengajak isterinya, ibu Djohar Soeharso dan beberapa kawan isterinya untuk membentuk Yayasan, YPAC bagian D.
Pada saat ini, YPAC tersebar di 16 (enam belas) Daerah di seluruh Indonesia.

Pelayanan di YPAC :

Prof. Dr. Soeharso berpendapat, bahwa pembinaan / rehabilitasi terhadap anak cacat sebaiknya merupakan rehabilitasi terpadu di bawah satu atap (total care).
Rehabilitasi tersebut adalah :
Rehabilitasi pendidikan
Rehabilitasi medik
Rehabilitasi sosial
Rehabilitasi pra vokasional

Dalam Rehabilitasi Pendidikan : YPAC mendirikan sekolah-sekolah Luar Biasa bagian D (SLB-D) dari mulai Taman Kanak-kanak hingga SMA / SMU.

Di Rehabilitasi Medik selain memerlukan dokter, dr. gigi, psikolog dan psikater juga terapi fisik, hydraterapi (terapi air), terapi okupasional, terapi musik.

Di Rehabilitasi Sosial, anak-anak melaksanakan kegiatan Pramuka, kesenian, pengenalan terhadap kehidupan masyarakat seperti ke Kantor Pos, ke pasar, dsb, ada juga asrama / Panti, kunjungan ke rumah.

Dalam bidang Pra Vokasional diperkenalkan berbagai kerajinan, bercocok tanam, dsb. Masih disebut Pra vokasional karena masih anak-anak sampai dengan usia 18 tahun dan belum bisa dikategorikan sebagai vokasional yang sebenarnya.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan situasi-kondisi masyarakat dimana polio jauh berkurang, sedangkan hal-hal lain muncul ; maka kini anak yang dibina di YPAC lebih banyak terdiri dari anak-anak penderita Cerebral Palsy (CP), anak autis dan anak-anak dengan kecacatan lain yaitu anak tuna rungu wicra (bagian B) anak tuna grahita (bagian C), yakni apabila didaerah tsb. belum ada yang menangani jenis kecacatan tsb.
Karena anak-anak CP selain terkena syaraf motoriknya, juga bisa disertai dengan gangguan pada kemampuan bicara, atau pada pendengaran, dan penglihatan ataupun intelegensianya, maka sebagian besar anak-anak CP merupakan anak-anak tuna ganda.

Dengan demikian jenis terapi yang diperlukan di YPAC makin bervariasi. Terapi wicara menjadi sangat penting.
Jelaslah, untuk mencapai tujuan YPAC agar anak bisa mandiri ( sesuai dengan potensi yang dimilikinya ) anak yang kualitas hidupnya baik, kami memerlukan SDM yang handal dan memadai jumlahnya.

Pelayanan Pendidikan di YPAC :

Sekalipun dapat dikatakan terdiri dari bermacam rehabilitasi yang harus dilaksanakan bersamaan, tak dapat dimungkiri bahwa rehabilitasi Pendidikan merupakan rehabilitasi yang pertama-tama di selenggarakan.

Tidak semua YPAC Daerah memiliki ke seluruhan rehabilitasi yang secara ideal harus ada, tetapi Pendidikan selalu ada. Faktor terpenting dari pelayanan Pendidikan adalah guru. Guru merupakan penopang utama dari keberhasilan pendidikan.

Untunglah YPAC mempunyai banyak guru lulusan pendidikan luar biasa (PLB) yang sebagian besarnya adalah PNS bantuan Departemen Pendidikan Nasional. Guru-guru PLB dengan sendirinya dibekali pengetahuan yang cukup mengenai kecacatan termasuk masalah psikiatri anak cacat. Kegiatan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi pra vokasional bisa ditangani guru-guru ini, lebih-lebih kalau guru khusus untuk kegiatan itu belum ada.

Untuk mempertinggi mutu SDM ini, YPAC Nasional menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi guru dan / atau terapis, dan semua yang terlibat dalam penanganan anak YPAC, bagi seluruh YPAC Daerah.
Pelatihan ini antara lain : pelatihan asisten terapi wicara (pesertanya hanya boleh melatih di YPAC) yang telah dilaksanakan 2 x, pengenalan mengenai autisme, cara mengajar yang menyenangkan, dll.
Semua pelatihan dilaksanakan di dan oleh tenaga-tenaga Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM) di Solo, yang didirikan oleh YPAC Nasional pada th 1987. Menyadari bahwa pelayanan di institusi hanya mampu melayani anak-anak di sekitar perkotaan, maka agar dapat menyediakan pelayanan di pedesaan, YPAC mengembangkan konsep RBM. Program ini telah dilaksanakan dibeberapa YPAC Daerah.
Pernah pula satu YPAC Daerah mengajukan keinginan untuk mengembangkan mutu pelayanan pendidikannya dan YPAC Nasional (dengan bantuan dana fihak tertentu) menyelenggarakan program study banding bagi guru-guru YPAC tersebut ke sekolah-sekolah khusus kecacatan tertentu. Menurut laporan, mereka mengalami kemajuan pesat setelah mengetahui cara mengajar yang tepat.

Setelah guru, dan sarana prasarana sekolah, yang menjadi faktor keberhasilan pendidikan yang lain, adalah orangtua. Kadang-kadang orang tua justru menjadi penghambat misalnya karena tidak tega anaknya dilatih, disamping sebab-sebab luar seperti kurang mampu, rumah jauh dari sekolah. Kadang-kadang anak yang bersangkutan yang menjadi penyebab, misalnya tidak mau sekolah, cape, dsb.

YPAC membuat program RDK (Rehabilitasi Dalam Keluarga) karena berpendapat bahwa keluarga adalah faktor pertama dan utama dalam penanganan anak. Disini orangtua atau keluarga diberi latihan yang sesuai dengan kebutuhan anak agar bisa turut melatih dirumahnya sendiri.

Menyadari bahwa setelah usia 18 th banyak anak YPAC tidak dapat melanjutkan sekolah maupun memperoleh pekerjaan, di YPAC-YPAC Daerah dibentuk kelas karya. Di tingkat nasional, YPAC bekerja sama dengan Yanagia membentuk Bina Kemandirian Penca.
Di kelas-kelas karya maupun di Bina Kemandirian Penca diberikan latihan-latihan kerajinan ataupun bertaman dan kerja-kerja lain sesuai situasi kondisi setempat.

Kesimpulan :
Belajar, mengembangkan diri, hidup layak dan mandiri adalah merupakan hak anak.
Dibutuhkan guru-guru yang berkualifikasi dengan sarana prasarana yang memadai.
Perlu kerjasama yang baik dengan terapis maupun orang tua anak.
Penting pula : tersedia dana yang mencukupi.

Jakarta, 20 April 2009



Ny. F.P. Sidharta Soerjadi, SE
Ketua Umum YPAC Nasional

Tidak ada komentar: